Minggu, 22 April 2012

Angkutan Umum Keren Ala Kota Solo



Bis Atmo SurakartaAtmo Bis Kenangan 
Benar, saya iri mendengar kabar di media tentang gebrakan transportasi di kota Surakarta. Saya hitung kota ini minimal mempunyai tiga moda transportasi massal yang tersistem, padahal volume lalu-lintasnya jauh dibawah Jakarta

Railbus Bathara Kresna

Sekitar bulan Juli 2011, menteri perhubungan meresmikan Railbus, jenis KRLDE (kereta rel listrik dan diesel, dengan harga sekitar Rp 15 – 20 miliar, berisi tiga rangkaian, dengan kapasitas angkut maksimal 200 orang. Ternyata moda transportasi Railbus juga sudah beropeasi tahun 2008 di Palembang, Sumatera Selatan untuk melayani rute Kertapati – Indralaya (kampus Universitas Sriwijaya).
Railbus di Solo melayani rute Solo – Wonogiri. Meskipun saat ini belum beroperasi karena berbagai kendala teknis (antara lain infrastuktur jembatan dan rel yang belum siap atau masalah administrasi pengoperasiannya dengan PT KA), saya baca di Media Indonesia, operasionalnya akan dimulai H-7 lebaran 1432 H.

Prambanan Ekspress (Prameks)

Merupakan kereta yang melayani jalur Solo – Yogyakarta – Kutoarjo, yang merupakan jalur ganda (double track). 1 set terdiri 5 unit kereta Prameks per rangkaian KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) tersebut terdiri atas satu unit kereta mesin (engine, KDE) diesel, satu unit kereta ko-trailer, dua unit kabin trailer dan satu unit trailer ditambah kabin masinis. KRDE ini diberi kode KDE-3, yang berarti KRDE kelas ekonomi.
Saat ini, Prameks beropeasi 10 kali PP (Solo – Yogyakarta). Kereta api ini juga sekarang berhenti di Stasiun Maguwo (Bandara Adisucipto), sehingga terintegrasi dengan Bis Transyogya dan pesawat terbang. Komuter Jakarta patut beriri hati, mengingat KRL bandara saat ini masih dalam mimpi.

BST (Batik Solo Trans)

Ini BRT (Bus Rapid Transit) seperti model Bis Trans Yogya, atau mirip-mirip Busway. Mulai beroperasi sejak 2010, menggantikan Bus Damri yang sebelumnya melayani jalur ini. Rutenya dari Palur-Jurug-UNS-RS Muwardi-Pasar Gede-Gladak-Kustati-Gading-Sraten-Jamsaren-Tipes-Bayangkara-Baron-Gendengan-Purwosari-Kleco-Pabelan-Kartosuro. Kembali Kartosuro-Pabelan-Kleco-Purwosari-RS Kasih Ibu-Gendengan-SGM-Sriwedari-Nonongan-LP-Gladak-Balai Kota-Pasar Gede-RS Muwardi-UNS-Jurug-Palur.
Pembelian tiket masih diatas bis, oleh kondektur. Namun rencananya akan diganti smart card. Berbeda dengan Busway Transjakarta, BST ini tidak mempunyai jalur khusus. Mungkin karena masih tidak semacet Jakarta. Ukuran bisnya juga bukan bis besar, apalagi bis gandeng. Namun itu sudah cukup untuk Kota seperti Solo. Hebatnya, tidak seperti Bis Kopaja AC, model tempat duduknya juga mengakomodir penumpang berdiri agar nyaman, sehingga daya tampungnya lebih besar daripada Kopaja AC.

Bis Tingkat Werkudoro

Ini sebenarnya bukan angkutan komuter, namun angkutan wisata, jadi bukan menggantikan bis tingkat Damri yang sebelumnya pernah beroperasi. Tapi kalo mau naik untuk wisata tergolong murah tarifnya, yaitu cuma Rp 20.000. Bis ini juga bisa disewa.
Beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00-22.00 yang melewati titik-titik wisata dan ekonomi, seperti Taman Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Kampoeng Batik Kauman, Laweyan, Lumbung Batik, Pura Mangkunegaran, dan lainnya.
Tingkat atas bis ini terbuka, sehingga bisa melihat langit, juga lebih terasa membumi (asal jangan kehujanan saja). Kalo bis wisata ini diterapkan di Jakarta, mungkin bisa dari pagi sampai sore baru sampai ya.. karena macet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar